Transisi

Wirasathya Darmaja


Pantai Pandawa dulunya terkenal akan hasil panen rumput lautnya, sebagian besar warga sekitar bekerja menjadi petani rumput laut sebagai mata pencaharian sehari – hari, termasuk Bapak Yasa. Perlahan petani rumput laut mulai berkurang, berdasarkan cerita dari Pak Yasa dan beberapa petani, bibit rumput laut sudah tidak sebaik dulu. Rumput laut yang dipanen sering kali mati dan layu, tidak jarang para Petani harus merugi saat musim panen tiba dikarenakan gagal panen.


Dua tahun belakangan ini Pantai Pendawa mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan domestic maupun Intenational, daya tarik Pantainya yang bersih dan pasirnya yang putih menjadi keunggulan Pantai Pandawa.


Perlahan – lahan lapangan pekerjaan baru mulai muncul, Pak Yasa yang dulunya bekerja sebagai Petani Bulung kini memanfaatkan sector pariwisata sebagai pengganti mata pencahariannya menjadi Penjual Jasa Kano. Lahan pantai yang dulunya Ia gunakan untuk menanam rumput laut kini berubah menjadi arena bermain Kano bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pandawa.


Pak Yasa memiliki satu buah Kano yang Ia sewakan ke pengunjung seharga Rp 50.000 per jam maximum untuk tiga orang. Hampir semua yang dulunya bekerja sebagai Petani Rumput laut kini beralih profesi menjadi Penjual Jasa Kano. Berdasarkan informasi dari Pengelola Pantai Pandawa ada tiga kelompok yang beranggotakan 19 orang per-kelompok yang kini aktif menjual Jasa Kano.


Pak Yasa Lebih memilih bekerja sebagai Penjual Jasa Kano dibandingkan menjadi Petani Bulung. Hasil yang Ia dapatkan dari menjual Jasa Kano lebih cepat dirasakan ketimbang saat menjadi Petani Bulung.


Saat masih bekerja sebagai Petani Rumput Laut Ia hanya bisa menikmati hasil kerjanya kurang lebih 2 – 3 bulan saat musim panen tiba dengan jumlah hasil panen bisa mencapai 400 – 500 kg yang mana rumput laut kering dihargai Rp 13.000 per kg. Kini dengan beralih profesi menjadi Penjual Jasa Kano Pak Yasa memiliki pemasukan harian. Rata – rata Pak Yasa bisa menghasilkan RP 160.000 per-hari saat musim sepi dan bisa melonjak hingga Rp 400.000 per hari saat musim liburan.


Semenjak Pak Yasa bekerja menjadi Pejual Jasa Kano, kini perlahan – lahan perekonomiannya berubah, rumah yang Ia tempati bersama istri dan anak bungsunya sudah bisa ia perbaikin, malah kini Pak Yasa memiliki dua gedung rumah yang terletak bersebelahan, satunya digunakan sebagai kamarnya dan kamar anaknya dan satunya lagi sebagai dapur dan ruangan untuk menyimpan banten.


Selain itu kini Pak Yasa sudah bisa membelikan motor baru untuk anak bungsunya dari hasil menjual Jasa Kano, dengan bangga Pak Yasa menunjukan tiga buah motor hasil kerja kerasnya dari menjual Jasa Kano.



***

Foto-foto di atas dipamerkan dalam Pameran Foto Project 88 - Denpasar Film Festival bertajuk "Air dan Kehidupan" di Galeri Lingkara, jl. Merdeka 4 no. 2, Denpasar, 18-23 Agustus 2015.


BIODATA WIRASATHYA DARMAJA
Bekerja di bidang perhotelan yang kini tertarik dalam dunia fotografi jurnalistik untuk menyampaikan pesan. Ketertarikannya muncul ketika memakai kamera adiknya untuk memotret aktifitas keseharian orang yang bekerja di sekitaran Denpasar.

Saat ini tergabung dalam komunitas 1000 Guru Bali sebagai fotografer. Komunitas ini dijalankan oleh anak muda yang memberi pendidikan dan pengobatan gratis di daerah pedalaman Bali.
IG: @wirasathya

0 komentar:

Premium Blogspot Templates
Copyright © 2012 project 88